CINTA ALAM LALU MENCINTAI
“…….Saya gundah dan mau pergi ke Atap Indonesia, gunung Carstensz di Papua,….” di hari lain terlontar lagi kalimat senada, …..kali ini saya ingin pergi menginjakan kaki di atap Eropa yaitu Gunung Elbrus di Rusia, karena saya merasakan keresahan luar biasa…” kalimat tersebut bermakna naif, miris atau bahkan sulit untuk dimaknai. Tentu cukup membingungkan sebagian orang umum, kalau alam dijadikan media untuk berkeluh kesah, menjadi tumpahan unek dan rasa enak. Tulisan ini bukan untuk menghantarkan penggalan kisah nyata, namun paling tidak lewat kalimat tersebut, saya menjadi ingat, mungkin lebih dari satu orang yang pernah mengalami pelarian diri melalui alam. Melalui rangkaian kalimat yang penuh makna bahkan cukup rumit untuk dipahami, akhirnya diperoleh jawaban kenapa alam dapat menjadi tempat nyaman untuk membuang gundah gulana.
Tahukah apa artinya mencintai seseorang? Apa artinya mencintai pohon, atau burung atau seekor binatang piaraan, hingga kita merawatnya, memberi makan menyayangi meskipun ia mungkin tidak memberikan sesuatu sebagai pembalasannya kepada kita, meskipun ia tidak memberikan kesejukan bayang - bayang atau mengikuti atau tergantung pada kita?
Banyak diantara kita tidak mengenal cinta yang demikian, kita tak tahu sama sekali apa artinya, karena cinta kita selalu dipagari rasa was-was, cemburu, takut, yang berarti bahwa kita secara batiniah tergantung pada orang lain, kita ingin dicintai. Kita tidak hanya sekedar mencintai dan membiarkannya begitu, tapi kita minta sesuatu sebagai balasannya, dan dalam meminta itu kita jadi bergantung.
Kebebasan dan cinta haruslah berjalan seiring..... cinta bukanlah reaksi.....jika saya mencintai kamu karena kamu cinta pada saya......maka itu berdagang namanya, suatu hal yang dapat dibeli dipasar, itu bukan cinta.....!mencinta bukan untuk meminta sesuatu untuk balasannya, bahkan tidak merasa bahwa kita telah memberikan sesuatu, dan hanyalah cinta semacam itu yang dapat memahami kebebasan.
Kasih sayang sejati tidak dapat dinyatakan dalam kasih sayang yang dibuat-buat, kita harus merasakannya, itulah sebabnya mengapa sangat penting selagi kita masih muda, belajar untuk mengurus kamar merawat pohon atau membantu teman yang sakit sehingga terdapat suatu perasaan yang halus berupa simpati, perhatian kelemah lembutan yang sejati bukan hanya sekedar keluar dari akal budi dan yang membikin kita menginginkan untuk berbagi dengan seseorang. Apa yang kita miliki, meski hanya sedikit. Kalau kita tak memiliki perasaan cinta kasih ini, keramahan, kelembutan, murah hati selagi kita masih muda......akan sulit untuk memilikinya ketika kita sudah berumur, jika kita memilikinya sekarang, maka barangkali kita dapat membangunkannya pada diri orang lain.
Jika melakukan sesuatu karena mengharapkan balasan dari apa yang dilakukan atau karena lingkungan mengharapkan hal itu, maka itu merupakan suatu paksaan dalam bentuk lain, dan paksaan dalam bentuk apapun menciptakan suatu kontradiksi, konflik.......! kebanyakan dari kita takut tidak dapat hidup, kita berkata....... apa yang akan terjadi kalau aku tidak melakukan apa yang dikatakan orang lain, aku tidak serasi dengan masyarakat.......? karena ketakutan kita, kita lakukan apa yang disuruhkan kepada kita dan dalam melakukannya tidak didasari rasa cinta, yang ada hanyalah kontradiksi konflik. Dan konflik batin ini merupakan salah satu faktor yang mendatangkan ambisi yang merusak !
Lantas benang apa yang bisa menyambungkan penggalan ungkapan di awal, dengan rangkaian pituah penuh makna tersebut...? Alam akan selalu terbuka menerima dan menjaga kita, selama kita melakukan hal yang sama pada alam, intinya bahwa yang akan kita kerjakan haruslah didasari cinta, sesuatu yang dipaksakan akan menimbulkan konflik.
Walau memang bukan untuk diartikan bahwa jika ada cinta, konflik pasti hilang dalam hidup ini. Konflik memang harus ada. Bagaimana mengatasi konflik ....? ini yang lebih penting.
Ada kalimat yang kerap di sampaikan,....ketika kamu mau pergi ke suatu tempat hilangkan pikiran bahwa kita akan menaklukan alam, karena itikad menaklukan, bisa jadi menjadikan alam murka dan kita akan di lumatnya....
Alam tidak pernah mengharapkan imbalan dari apa yang diberikannya kepada umat, namun bukan berarti alam akan berdiam diri, kalau manusia tidak memperlakukannya dengan penuh cinta. Ragam kegiatan pada berbagai kelompok pencinta alam, mengisyaratkan bahwa akan terjadi hubungan yang harmonis, saling memberikan manfaat, ketika alam dan manusia bisa beriring saling menjaga.
Pernahkah kamu mersakan kedamaian yang luar biasa ketika berada dipuncak gunung yang jauh dari hirup pikuk dunia, pernah kamu merasakan kehebatan alam dalam membuai rasa...? Alam mampu membuat kita menjadi amat lemah, namun disisi lain alam bisa menjadikan kita kuat, bermental jauh dari rapuh, tegar tidak mudah menyerah....surat untuk menceritakan bagaimana alam bisa menjadi sahabat sejati untuk diskusi, tempat curhat yang nikmat untuk melumatkan lara. Tidak ada cara lain selain kita harus merasakannya, mendatanginnya dan mengajaknya bicara langsung.
P A M O R....mengingat saya pada penggalan beberapa kisah, satu diantarannnya adalah menempa saya menjadi pribadi yang lebih peka, ada banyak yang dialami dan yang pasti, melalui rangkaian kegiatan PAMOR Allah sang pemilik Alam semesta mengirim kami Rinjani, Semeru, Pangrango, akhirul kata, selamat untuk kita semua yang masih memiliki kesadaran utuh kalo alam memiliki banyak cinta, kekuatan, kelembutan....untuk berbagi tanpa pamrih ....!!!
“…….Saya gundah dan mau pergi ke Atap Indonesia, gunung Carstensz di Papua,….” di hari lain terlontar lagi kalimat senada, …..kali ini saya ingin pergi menginjakan kaki di atap Eropa yaitu Gunung Elbrus di Rusia, karena saya merasakan keresahan luar biasa…” kalimat tersebut bermakna naif, miris atau bahkan sulit untuk dimaknai. Tentu cukup membingungkan sebagian orang umum, kalau alam dijadikan media untuk berkeluh kesah, menjadi tumpahan unek dan rasa enak. Tulisan ini bukan untuk menghantarkan penggalan kisah nyata, namun paling tidak lewat kalimat tersebut, saya menjadi ingat, mungkin lebih dari satu orang yang pernah mengalami pelarian diri melalui alam. Melalui rangkaian kalimat yang penuh makna bahkan cukup rumit untuk dipahami, akhirnya diperoleh jawaban kenapa alam dapat menjadi tempat nyaman untuk membuang gundah gulana.
Tahukah apa artinya mencintai seseorang? Apa artinya mencintai pohon, atau burung atau seekor binatang piaraan, hingga kita merawatnya, memberi makan menyayangi meskipun ia mungkin tidak memberikan sesuatu sebagai pembalasannya kepada kita, meskipun ia tidak memberikan kesejukan bayang - bayang atau mengikuti atau tergantung pada kita?
Banyak diantara kita tidak mengenal cinta yang demikian, kita tak tahu sama sekali apa artinya, karena cinta kita selalu dipagari rasa was-was, cemburu, takut, yang berarti bahwa kita secara batiniah tergantung pada orang lain, kita ingin dicintai. Kita tidak hanya sekedar mencintai dan membiarkannya begitu, tapi kita minta sesuatu sebagai balasannya, dan dalam meminta itu kita jadi bergantung.
Kebebasan dan cinta haruslah berjalan seiring..... cinta bukanlah reaksi.....jika saya mencintai kamu karena kamu cinta pada saya......maka itu berdagang namanya, suatu hal yang dapat dibeli dipasar, itu bukan cinta.....!mencinta bukan untuk meminta sesuatu untuk balasannya, bahkan tidak merasa bahwa kita telah memberikan sesuatu, dan hanyalah cinta semacam itu yang dapat memahami kebebasan.
Kasih sayang sejati tidak dapat dinyatakan dalam kasih sayang yang dibuat-buat, kita harus merasakannya, itulah sebabnya mengapa sangat penting selagi kita masih muda, belajar untuk mengurus kamar merawat pohon atau membantu teman yang sakit sehingga terdapat suatu perasaan yang halus berupa simpati, perhatian kelemah lembutan yang sejati bukan hanya sekedar keluar dari akal budi dan yang membikin kita menginginkan untuk berbagi dengan seseorang. Apa yang kita miliki, meski hanya sedikit. Kalau kita tak memiliki perasaan cinta kasih ini, keramahan, kelembutan, murah hati selagi kita masih muda......akan sulit untuk memilikinya ketika kita sudah berumur, jika kita memilikinya sekarang, maka barangkali kita dapat membangunkannya pada diri orang lain.
Jika melakukan sesuatu karena mengharapkan balasan dari apa yang dilakukan atau karena lingkungan mengharapkan hal itu, maka itu merupakan suatu paksaan dalam bentuk lain, dan paksaan dalam bentuk apapun menciptakan suatu kontradiksi, konflik.......! kebanyakan dari kita takut tidak dapat hidup, kita berkata....... apa yang akan terjadi kalau aku tidak melakukan apa yang dikatakan orang lain, aku tidak serasi dengan masyarakat.......? karena ketakutan kita, kita lakukan apa yang disuruhkan kepada kita dan dalam melakukannya tidak didasari rasa cinta, yang ada hanyalah kontradiksi konflik. Dan konflik batin ini merupakan salah satu faktor yang mendatangkan ambisi yang merusak !
Lantas benang apa yang bisa menyambungkan penggalan ungkapan di awal, dengan rangkaian pituah penuh makna tersebut...? Alam akan selalu terbuka menerima dan menjaga kita, selama kita melakukan hal yang sama pada alam, intinya bahwa yang akan kita kerjakan haruslah didasari cinta, sesuatu yang dipaksakan akan menimbulkan konflik.
Walau memang bukan untuk diartikan bahwa jika ada cinta, konflik pasti hilang dalam hidup ini. Konflik memang harus ada. Bagaimana mengatasi konflik ....? ini yang lebih penting.
Ada kalimat yang kerap di sampaikan,....ketika kamu mau pergi ke suatu tempat hilangkan pikiran bahwa kita akan menaklukan alam, karena itikad menaklukan, bisa jadi menjadikan alam murka dan kita akan di lumatnya....
Alam tidak pernah mengharapkan imbalan dari apa yang diberikannya kepada umat, namun bukan berarti alam akan berdiam diri, kalau manusia tidak memperlakukannya dengan penuh cinta. Ragam kegiatan pada berbagai kelompok pencinta alam, mengisyaratkan bahwa akan terjadi hubungan yang harmonis, saling memberikan manfaat, ketika alam dan manusia bisa beriring saling menjaga.
Pernahkah kamu mersakan kedamaian yang luar biasa ketika berada dipuncak gunung yang jauh dari hirup pikuk dunia, pernah kamu merasakan kehebatan alam dalam membuai rasa...? Alam mampu membuat kita menjadi amat lemah, namun disisi lain alam bisa menjadikan kita kuat, bermental jauh dari rapuh, tegar tidak mudah menyerah....surat untuk menceritakan bagaimana alam bisa menjadi sahabat sejati untuk diskusi, tempat curhat yang nikmat untuk melumatkan lara. Tidak ada cara lain selain kita harus merasakannya, mendatanginnya dan mengajaknya bicara langsung.
P A M O R....mengingat saya pada penggalan beberapa kisah, satu diantarannnya adalah menempa saya menjadi pribadi yang lebih peka, ada banyak yang dialami dan yang pasti, melalui rangkaian kegiatan PAMOR Allah sang pemilik Alam semesta mengirim kami Rinjani, Semeru, Pangrango, akhirul kata, selamat untuk kita semua yang masih memiliki kesadaran utuh kalo alam memiliki banyak cinta, kekuatan, kelembutan....untuk berbagi tanpa pamrih ....!!!


Tidak ada komentar:
Posting Komentar